Penanaman Nilai-Nilai Kekatolikan di dalam Keluarga dengan Basis Lingkungan
RD. FX. Sukendar Wignyosumarta, Pr
Catatan Pendahuluan:
1.
Semangat misioner St. Fransikus Xaverius adalah kerelaannya diutus dan pergi ke tanah misi (sebagai pengganti imam lain yang diberi tugas namun menjelang berangkat tugas justru jatuh sakit). Fransiskus Xaverius muda, dengan penuh semangat mewartakan Injil tanpa mengenal batas-batas kehidupan, dia menerobos batas-batas yang ada. Kepandaiannya untuk datang kepada pemuka masyarakat (dengan membawa pelbagai upeti yang menarik, menjadi salah satu cara pewartaan Injil yang mudah diterima.
2.
Kita perlu menata ulang model kesaksian yang kita buat, sekaligus perlu juga belajar dari “ngelmu dagang” dalam menawarkan dagangannya …. Dan ternyata laku.
3.
Tugas Misioner dihayati sebagai KESAKSIAN HIDUP yang mencakup segi pribadi, lingkungan serta sosial kemasyarakatan.
4.
Pengurus Lingkungan dan Dewan Paroki diharapkan menjadi motor penggerak dan penyemangat hidupnya Lingkungan dan Paroki dengan pelbagai kelompok kategorial atau paguyuban yang ada.
ooo 000 ooo
Kegiatan Rutin 1. Misa lingkungan: berjalan sesuai jadwal, dan sesuai dengan kalender liturgi
Pemikiran Terobosan 1. Misa lingkungan dengan mengusulkan tema, sesuai dengan keadaan lingkungan, misal: mempertanggungjawabkan iman Katolik, mencermati kebudayaan dan kebiasaan masyarakat/warga kota.Tim Liturgi lingkungan mengusulkan tema. Atau Ekaristi dengan sarasehan misalnya 10 bahan dari Komisi Pendampingan Keluarga (bahan tahun 2007)
Indikasi Keberhasilan 1. Kehadiran bapak-ibu: ….. %, Kehadiran anak-anak: ….. %, Kehadiran remaja dan mudika :……….. %, Pilihan bahan ….., tema
Kegiatan Rutin 2. Doa rutin:satu bulan sekali dengan rosario atau sesuai petunjuk dari Paroki (Tim Katekese atau Tim Liturgi)
Kegiatan Rutin 2.
Doa Rutin untuk Membahas dan memperdalam tema tertentu, misalnya memanfaatkan Buku BKL (Bulan Katekese Liturgi) pada bulan Mei.
2.
Kesempatan untuk ‘berlatih’ membuat doa secara spontan, maka secara bergilir semua hadirin diminta merumuskan doa spontan sesuai dengan tema atau sesuai keprihatinan keluarga.
Pemikiran Terobosan 2. Kahadiran bapak-ibu :….. %, Kehadiran anak-anak :….. %, Kehadiran remaja dan mudika: ….. %, Peserta yang berani membuat doa spontan: …….orang.
Kegiatan Rutin 3. Arisan Ibu-ibu: doa pembukaan, urusan uang dan tabungan atau simpan pinjam, makan minum dan pulang.
Kegiatan Rutin 3.
Arisan Ibu-Ibu: Membahas tema secara berurutan misalnya dari buku “Menggapai Kemerdekaan Perempuan dan laki-laki”, buku-buku lain yang ditawarkan
2.
Kesempatan arisan selalu diawali dengan membaca Kitab Suci sesuai dengan penanggalan liturgi harian dengan renungan singkat. Yang membacakan renungan bergantian, sehingga setiap ibu pernah bertugas.
3.
Perhatian dan kepekaan pada isue-isue “Gender” dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang diampu oleh Tim Kerja Mitra Perempuan.
Pemikiran Terobosan. 3.Jumlah kehadiran ibu-ibu: … %, KDRT di bawah 10 %
Kegiatan Rutin 4. Latihan koor: Pemanasan suara, latihan, selingan minum dan snack, pulang.
Kegiatan Rutin 4.
Kesempatan latihan koor selalu diawali dengan membaca Kitab Suci sesuai dengan penanggalan liturgi dengan renungan singkat. Yang membacakan renungan bergantian, sehingga setiap anggota koor lingkungan pernah membacakan renungan
2.
Akhir dari latihan koor, diadakan doa spontan sehingga melatih warga kita untuk bisa merumuskan doa spontan sesuai dengan keadaan nyata, atau berdasarkan Kitab Suci yang dibacakan pada awal latihan koor.
Pemikiran Terobosan 4. Jumlah peserta yang hadir latihan koor :….. %, Jumlah peserta yang bisa doa spontan: …… %
Kegiatan Rutin 5. Pertemuan dan doa keluarga
Kegiatan Rutin 5. Keluarga Katolik menjadi tanda kehadiran Tuhan yang nyata, mewujudkan Sakramentalitas Perkawinan di tengah-tengah masyarakat atau warga. Ada cara bertindak tertentu yang menunjukkan identitas Kekatolikan hingga keluarga-keluarga Katolik menjadi Minortitas Mistik (doa dan iman kepercayaan Katolik menjadi landasan hidup harian).
2.
Membuat gerakan baru dalam keluarga-keluarga di lingkungan untuk meluangkan waktu 10 – 30 menit untuk berdoa bersama, atau mulai ada kebiasaan misa harian.
3.
Membiasakan untuk saling menyapa dan bertanya mengenai perasaan dan pengalaman selama satu hari, saling menanggapi dengan doa bersama dan diungkapkan dalam HISTORIA DOMUS (Catatan penting dalam keluarga disertai refleksi singkat)
4.
Kesempatan 10 hingga 30 menit dalam keluarga tanpa alat elektronik, saling memperhatikan perasaan, mendoakan dan memberi perhatian
5.
Gerakan Stop Nonton TV antara pukul 18.00 – 20.00 untuk mendukung semangat belajar anak dan menciptakan budaya baca dalam keluarga. 6.
Setiap Keluarga Katolik dengan sadar mengupayakan keterlibatan kepedulian dengan sesama saudara yang KLMT sebagai bentuk kerelaan berbagi kasih dari kemurahan Tuhan. 7.
Setiap Keluarga Katolik mempunyai pustaka rohani Katolik untuk mencerdaskan iman dan demi pewarisan nilai-nilai kekatolikan yang nyata. 8.
Setiap Keluarga Katolik mempunyai keterlibatan dalam kehidupan kerohanian/ keagamaan mulai dari tingkat Kelompok, Lingkungan/ Wilayah/Dewan Paroki, atau dalam paguyuban kategoria 9.
Tim Pendampingan Keluarga membentuk Tim Kunjungan Keluarga, bekerjasama dengan Tim Kerja Katekese/Guru agama mendata anak-anak yang sudah waktunya sambut komuni pertama atau krisma. Ada kunjungan keluarga diantara pengurus lingkungan
Pemikiran Terobosan 5. Jumlah keluarga yang berdoa bersama dalam keluarga satu minggu 3 kali ….. orang, Jumlah keluarga yang bisa berdoa bersama atau dengan komitmen khusus …, Misa harian …….., Jumlah keluarga yang membuat Historia Domus …….. keluarga, …….. x dlm satu minggu, Keluarga yang tidak nonton TV ….. org dalam satu bulan pertama. Komitmen tidak nonton TV antara jam ……, Setiap bulan ada alokasi dana yang disisihkan dari ‘kenikmatan’ keluarga untuk KLMT, selain kolekte dan amplop persembahan yang sudah rutin, Setiap bulan ada satu buku rohani Katolik yang dibeli atau dipinjam dari perpustakaan untuk dibaca oleh keluarga, salah satu anggota keluarga menerangkan isi buku yang dibaca kepada keluarga, Satu minggu sekali atau sesuai mekanisme pertemuan kelompok/paguyuban mengadakan kegiatan kerohanian, Tim Kunjungan Keluarga …….,jadwal ……..
Kegiatan Rutin 6. Perhatian bagi anak-anak, remaja dan kaum muda
Kegiatan Rutin 6. Kesadaran baru bahwa keluarga menjadi basis hidup beriman yang tercermin dalam pilihan program khusus
2.
Pendataan mengenai keadaan anak-anak, remaja dan kaum muda; kemudian diadakan pendampingan serta alokasi dana sesuai dengan maksudnya, tekanan: keterlibatan anak, remaja dan kaum muda untuk pengembangan umat.
3.
Terbentuknya wadah, kegiatan dan kemungkinan pengembangan berdasarkan metode ‘teman sebaya’
Pemikiran Terobosan 6. Kegiatan PIA dihadiri oleh ….. anakKelompok PIR ….., Putra Altar ……, Mudika lingkungan ……, Mudika Wilayah ……, Mudika Paroki ….., KKMK …….
Kegiatan Rutin 7. Gerakan kerohanian masa Prapaskah dan Adven
Kegiatan Rutin 7. Memperpanjang pemaknaan masa prapaska (pantang dan puasa) dengan gerakan rohani tiap hari Jumat: mengurangi uang jajan, uang makan keluarga, sisa belanja harian dll, sebagai bentuk perhatian nyata bagi orang lain.
2.
Masa Adven diisi dengan kegiatan keluarga dan KLMT yang makin menghangatkan kasih keluarga
3.
Menampilkan wajah sosial Gereja melalui gerakan pemberdayaan yang nyata: misalnya pemeliharaan keutuhan ciptaan, menanam pohon di pekarangan rumah, bantaran sungai, tanah kosong, turut memelihara taman kota, kebersihan got atau saluran air secara rutin, pengobatan murah/gratis
Pemikiran Terobosan Pengumpulan dana setiap ada pertemuan lingkungan, hari ……Dana digunakan untuk membantu ……. Membuat palungan keluarga, pohon niat, Gerakan kebersihan di kampung setiap hari …….Gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon pada hari ultah pelindung lingkungan, tiap tgl ……..
Hal lain yang perlu dikembangkan: Pengurus Lingkungan dan DP membuat Program kerja yang melibatkan dan menyentuh kebutuhan masyarakat. Dasar pemikiran: Gereja hadir di tengah-tengah masyarakat dan di dalam dunia bagaikan ragi atau garam yang harus mewarnai dan memberi peran. Semangat dasar: Minoritas Kreatif. Pelbagai kegiatan lain dan model kesaksian hidup bisa diupayakan dengan lebih kreatif. Sesuai semangat hidup St. Fransiskus Xaverius, tugas misi dihayati dan diwujudkan dalam kesaksian hidup harian, dimanapun berada.
RD. FX. Sukendar Wignyosumarta, Pr
Gareja Randusari – Katedral, St. Perawan Maria Ratu Rosario Suci
Materi link Artikel yang berhubungan dengan katekese umat :
[Home Katekese Umat] [Apa itu Katekis] [Katekese Umat] [Sejarah PKKI] [Penanaman Nilai-Nilai Kekatolikan didlm Keluarga dengan Basis Lingkungan] [Peranan katekese] [Katekese Lingkungan] [Bina Iman Anak] [Bina Iman Remaja] [Katekese & Tantangan Multitask] [Katekese & Kebijakan Publik] [Katekese & Avant Gardis]